HartaYang Memenuhi Syarat Wakaf Kecuali. November 28, 2021. 40. 400. Harta benda wakaf terdiri dari: a. benda tidak bergerak; b. benda bergerak selain uang; dan c. benda bergerak berupa uang. Benda yang bisa diwakafkan tidak hanya berupa benda tidak bergerak seperti hak atas tanah saja, tetapi bisa juga benda tidak bergerak lainnya seperti
Dibawah ini harta yang memenuhi syarat wakaf, kecuali? Bangunan masjid Tanah Makanan Jam dinding Rumah sakit Jawaban C. Makanan Dilansir dari Encyclopedia Britannica, dibawah ini harta yang memenuhi syarat wakaf, kecuali makanan. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Hukum wakaf adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.Bukuyang berjudul "Metode Penelitian Keimigrasian" ini merupakan bentuk kepedulian penulis untuk berkontribusi memberikan pengetahuan dasar tentang apa itu penelitian dan bagaimana teknik melakukannya. Keterbatasan lliteratur di bidang keimigrasian. Buku yang berjudul "Metode Penelitian Keimigrasian" ini merupakan bentuk kepedulian
- Salah satu amalan yang tak putus kendati yang melakukannya sudah meninggal adalah ibadah wakaf. Secara sederhana, wakaf adalah menghibahkan harta yang bernilai tetap untuk kemaslahatan umat. Dalam buku Fiqih Waqaf 2018 5-6, Ahmad Sarwat menuliskan bahwa secara bahasa, wakaf artinya menahan. Kemudian, secara istilah, menurut jumhur ulama mazhab Syafi'i, wakaf adalah menahan harta yang bisa diambil manfaatnya secara tetap, serta untuk dibelanjakan pada hal-hal yang bernilai ibadah ataupun mubah. Sekilas, ibadah wakaf mirip dengan sedekah. Bedanya, sedekah atau hibah adalah memberikan harta tertentu yang habis pakai. Misalnya, sedekah makanan untuk berbuka puasa. Pahala sedekah diganjar sekali saja. Sementara itu, wakaf adalah memberikan harta yang punya nilai waktu tertentu. Misalnya, wakaf bangunan yang dimanfaatkan untuk panti asuhan, sumur untuk sumber air bersama, dan lain sebagainya. Pahala wakaf akan mengalir terus hingga bangunan itu roboh atau sumur itu ditimbun tanah. Selain itu, perbedaan lain wakaf dengan sedekah adalah ibadah wakaf mengharuskan adanya pengurus yang mengelola harta benda yang diwakafkan. Misalnya, bangunan untuk panti asuhan di atas. Maka, semestinya ada pengelola yang mengatur agar panti asuhannya berjalan baik dan bangunannya tidak roboh. Secara umum, hukum wakaf adalah sunah, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Albaqarah ayat 267 "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji," QS. Alqaqarah [2] 267.Mengenai keutamaan bahwa pahala wakaf akan terus mengalir, kendati yang melakukannya sudah meninggal, berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW “Ketika anak Adam mati, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah [wakaf], ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya,” Muslim. Syarat Wakaf Untuk melakukan ibadah wakaf, terdapat dua syarat. Pertama, syarat wakif atau orang yang akan melakukan wakaf. Syaratnya lazim sebagaimana badah lainnya, yaitu wakif mesti dewasa, berakal sehat, merdeka, dan tidak di bawah pengampunan. Kedua, syarat maukuf atau benda-benda yang akan diwakafkan. Harta benda yang akan diwakafkan haruslah benar-benar milik wakif. Kemudian, benda itu, baik wakaf benda yang bergerak ataupun yang tetap, harus memiliki nilai dan bisa dimanfaatkan. Terakhir, harta benda tersebut harus diketahui beberapa saksi ketika diwakafkan. Tujuannya, syarat ini mencegah selisih paham yang dapat terjadi dengan ahli waris atau masyarakat yang memanfaatkan maukuf tersebut. Jenis-jenis Wakaf Berdasarkan perkembangan zaman, harta benda yang bisa diwakafkan juga berkembang. Meskipun jenisnya tetap, namun segala benda yang bisa bernilai dan digunakan dalam jangka tertentu dapat diwakafkan. Terdapat empat jenis wakaf secara umum, yaitu jenis wakaf berdasarkan tujuannya, berdasarkan jenis hartanya, berdasarkan waktu, dan berdasarkan penggunaan harta mauquf tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam Fiqih Wakaf 2003 dari Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, adalah sebagai berikut Jenis Wakaf Berdasarkan Peruntukannya Berdasarkan peruntukan atau sasaran wakaf, terdapat dua jenis wakaf, yaitu wakaf keluarga atau ahli dan wakaf wakaf keluarga atau ahli adalah wakaf yang diberikan untuk kepentingan lingkup kecil dalam lingkungan keluarga besar atau kerabat sendiri. Kedua, wakaf khairi kebajikan yang jangkauannya lebih luas. Di sini, wakaf khairi diberikan untuk untuk kepentingan agama atau masyarakat secara umum. Wakaf Berdasarkan Jenis Harta Berdasarkan jenis hartanya, wakaf dibedakan menjadi dua, yaitu wakaf dengan harta tak bergerak dan harta yang bergerak. Pertama, untuk harta yang tak bergerak dapat berupa tanah, bangunan, tanaman, dan lain sebagainya. Kedua, untuk harta yang bergerak dapat berupa wakaf uang, surat berharga, hak kekayaan intelektual, dan lain sebagainya. Jenis Wakaf Berdasarkan Waktu Berdasarkan jangka waktunya, wakaf terbagi menjadi dua, yaitu wakaf muabbad dan wakaf wakaf muabbad artinya wakaf yang diberikan untuk selamanya. Kedua, wakaf muaqqot artinya wakaf yang diberikan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, tanah yang diwakafkan dalam jangka waktu lima tahun saja. Sehabis itu, digunakan lagi oleh pemiliknya. Jenis Wakaf Berdasarkan Pemanfaatan Maukuf Berdasarkan pemanfaatan harta yang diwakafkan, terdapat dua jenis wakaf yaitu wakaf ubasyir atau dzati dan wakaf mistitsmary. Pertama, wakaf ubasyir atau dzati. Wakaf jenis ini adalah harta wakaf yang lazim diketahui umum. Wakaf ini bermanfaat secara langsung seperti bangunan untuk panti asuhan, sumur, hak kekayaan intelektual, dan lain sebagainya. Kedua, wakaf mistitsmary, yaitu wakaf yang digunakan untuk penanaman modal dalam produksi barang-barang. Selanjutnya, barang-barang itulah yang dimanfaatkan untuk kepentingan sosial juga Luncurkan Jadiberkah, Mandiri Syariah Beri Layanan Wakaf Digital Syarat & Ketentuan Wakaf dalam Islam Allianz Syariah Kumpul Donasi untuk Wakaf Penanggulangan COVID-19 - Sosial Budaya Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Dhita Koesno
Oleh Tim kajian dakwah alhikmah. Ada 2 syarat wajib zakat, yaitu yang pertama menyangkut orang dan yang kedua berkenaan dengan harta.Syarat yang berkenaan dengan orang yang wajib zakat, para ulama bersepakat bahwa mengeluarkan zakat itu wajib atas setiap muslim yang sudah baligh -dan berakal dan tidak wajib atas non muslim- karena zakat adalah salah satu rukun Islam.Pengertian Wakaf Pengertian Wakaf adalah Sedekah Jariyah, yakni menyedekahkan harta kita untuk kepentingan ummat. Harta Wakaf tidak boleh berkurang nilainya, tidak boleh dijual dan tidak boleh diwariskan. Karena wakaf pada hakikatnya adalah menyerahkan kepemilikan harta manusia menjadi milik Allah atas nama ummat. Dasar Hukum Wakaf Hukum Wakaf Berdasarkan Al-Qur’an & Sunnah Di antara hadis yang menjadi dasar dan dalil pengertian wakaf adalah hadis yang menceritakan tentang kisah Umar bin al-Khaththab ketika memperoleh tanah di Khaibar. Setelah ia meminta petunjuk Nabi tentang tanah tersebut, Nabi menganjurkan untuk menahan asal tanah dan menyedekahkan hasilnya. “Umar memperoleh tanah di Khaibar, lalu dia bertanya kepada Nabi dengan berkata; Wahai Rasulullah, saya telah memperoleh tanah di Khaibar yang nilainya tinggi dan tidak pernah saya peroleh yang lebih tinggi nilainya dari padanya. Apa yang baginda perintahkan kepada saya untuk melakukannya? Sabda Rasulullah “Kalau kamu mau, tahan sumbernya dan sedekahkan manfaat atau faedahnya.” Lalu Umar menyedekahkannya, ia tidak boleh dijual, diberikan, atau dijadikan wariskan. Umar menyedekahkan kepada fakir miskin, untuk keluarga, untuk memerdekakan budak, untuk orang yang berperang di jalan Allah, orang musafir dan para tamu. Bagaimanapun ia boleh digunakan dengan cara yang sesuai oleh pihak yang mengurusnya, seperti memakan atau memberi makan kawan tanpa menjadikannya sebagai sumber pendapatan.” Hadis lain yang menjelaskan wakaf adalah hadis yang diceritakan oleh imam Muslim dari Abu Hurairah. Nas hadis tersebut adalah; “Apabila seorang manusia itu meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali dari tiga sumber, yaitu sedekah jariah wakaf, ilmu pengetahuan yang bisa diambil manfaatnya, dan anak soleh yang mendoakannya.” Baca juga Pertanyaan Wakaf Pengertian Tentang Wakaf, Syarat & Ketentuan Saat Pandemi Hukum Wakaf Berdasarkan Hukum Positif Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang nomor 41 tahun 2004. Syarat-syarat Wakaf Syarat-syarat Orang yang Berwakaf al-Waqif Adapun syarat-syarat al-waqif ada empat yaitu sebagai berikut Orang yang berwakaf ini mestilah memiliki secara penuh harta itu, artinya dia merdeka untuk mewakafkan harta itu kepada sesiapa yang ia kehendaki. Mestilah orang yang berakal, tak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang mabuk. Sudah baligh. Orang tersebut mestilah orang yang mampu bertindak secara hukum rasyid. Implikasinya orang bodoh, orang yang sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan hartanya. Syarat-syarat Harta yang Diwakafkan al-Mauquf Harta yang diwakafkan itu tidak sah dipindahmilikkan, kecuali apabila ia memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh Barang yang diwakafkan itu mestilah barang yang berharga, Harta yang diwakafkan itu mestilah diketahui kadarnya. Jadi apabila harta itu tidak diketahui jumlahnya majhul, maka pengalihan milik pada ketika itu tidak sah, Harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf wakif, Harta itu mestilah berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain mufarrazan atau disebut juga dengan istilah ghaira shai’. Syarat-syarat Orang yang Menerima Manfaat Wakaf al-Mauquf Alaih Dari segi klasifikasinya orang yang menerima wakaf ini ada dua macam, pertama tertentu mu’ayyan dan tidak tertentu ghaira mu’ayyan. Yang dimasudkan dengan tertentu ialah, jelas orang yang menerima wakaf itu, apakah seorang, dua orang atau satu kumpulan yang semuanya tertentu dan tidak boleh dirubah. Sedangkan yang tidak tentu maksudnya tempat berwakaf itu tidak ditentukan secara terperinci, umpamanya seseorang sesorang untuk orang fakir, miskin, tempat ibadah, dll. Persyaratan bagi orang yang menerima wakaf tertentu ini al-mawquf mu’ayyan bahwa ia mestilah orang yang boleh untuk memiliki harta ahlan li al-tamlik, Maka orang muslim, merdeka dan kafir zimmi yang memenuhi syarat ini boleh memiliki harta wakaf. Adapun orang bodoh, hamba sahaya, dan orang gila tidak sah menerima wakaf. Syarat-syarat yang berkaitan dengan ghaira mu’ayyan pertama ialah bahwa yang akan menerima wakaf itu mestilah dapat menjadikan wakaf itu untuk kebaikan yang dengannya dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dan wakaf ini hanya ditujukan untuk kepentingan Islam saja. Syarat-syarat Shigah Berkaitan dengan isi ucapan sighah perlu ada beberapa syarat Pertama, ucapan itu mestilah mengandungi kata-kata yang menunjukKan kekalnya ta’bid. Tidak sah wakaf kalau ucapan dengan batas waktu tertentu. Kedua, ucapan itu dapat direalisasikan segera tanjiz, tanpa disangkutkan atau digantungkan kepada syarat tertentu. Ketiga, ucapan itu bersifat pasti. Keempat, ucapan itu tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan. Apabila semua persyaratan diatas dapat terpenuhi maka penguasaan atas tanah wakaf bagi penerima wakaf adalah sah. Pewakaf tidak dapat lagi menarik balik pemilikan harta itu telah berpindah kepada Allah dan penguasaan harta tersebut adalah orang yang menerima wakaf secara umum ia dianggap pemiliknya tapi bersifat ghaira tammah. Baca Juga Wakaf Masjid Al-Majid untuk Masyarakat Pinggiran Keistimewaan Wakaf Wakaf merupakan salah satu amalan ibadah yang termasuk istimewa, hal ini karena pahala waqaf akan terus mengalir walaupun kita telah meninggal dunia. Berbeda dengan amalan-amalan seperti shalat, zakat, puasa, Haji dll yang pahalanya akan terputus ketika kita meninggal dunia. Keterangan ini berdasarkan hadist Rasulullah SAW. “Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya, kecuali tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang selalu mendoakannya. [HR. muslim, Imam Abu Dawud, dan Nasa’iy] Menurut jumhur ulama; sedekah jariyah dalam wujud waqaf. Pahalanya bisa diatasnamakan orang lain. “Dari sahabat Fadhl datang kepada Rasulullah dan bertanya “ibuku meninggal dunia dan aku bermaksud ingin melakukan amal kebaikan baginya, apakah pahalanya akan bermanfaat buat ibuku?” Rasulullah menjawab, “buatlah sumur umum dan niatkan pahalanya kepada ibumu.” Nur Hafifah/TabungWakaf Wakaf Mudah? Klik disini
Jenisjenis Wakaf dalam Islam ( An-najah.net) 1. Wakaf berdasarkan peruntukannya. Jika berdasarkan pada peruntukannya, wakaf dibagi menjadi dua yaitu, wakaf ahli dan wakaf khairi. Wakaf ahli maksudnya adalah wakaf yang tujuannya untuk kepentingan serta jaminan sosial bagi keluarga dan kerabat sendiri yang sudah ditunjuk sebelumnya.
Ibadah wakaf dalam Islam dikategorikan sebagai salah satu amal jariyah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Wakaf sendiri adalah sedekah harta untuk kepentingan masyarakat banyak. Sedekah wakaf tidak berkurang nilainya, tidak boleh dijual dan tidak boleh diwariskan. Hal ini dikarenakan wakaf pada hakikatnya adalah menyerahkan kepemilikan harta manusia menjadi milik Allah atas nama umat banyak. Keutamaan sedekah wakaf sebagai amal jariyah tergambar dalam sabda Nabi Muhammad, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang salih” HR. Muslim. Pada dasarnya pengertian wakaf adalah menahan harta yang bisa diambil manfaatnya dengan tetap kekalnya zat harta itu sendiri dan mantasharrufkan kemanfaatannya di jalan kebaikan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Konsekuensi dari hal ini adalah zat harta-benda yang diwakafkan tidak boleh ditasharrufkan. Sebab yang ditasharrufkan adalah manfaatnya. Pahala orang yang berwakaf akan selalu langgeng di sisi Allah. Jika harta wakaf terus dimanfaatkan umat, ganjaran orang yang melakukan wakaf akan terus mengalir, kendati ia sudah meninggal dunia. Sesuai UU Nomor. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Terdapat enam syarat wakaf yang harus dipenuhi agar wakaf bisa dilaksanakan, yaitu Wakif atau orang yang mewakafkan harta Nazhir atau orang yang akan bertanggung jawab mengelola harta wakaf tersebut. Harta Benda Wakaf atau harta yang diwakafkan Ikrar wakaf untuk kehendak mewakafkan sebagian harta bendanya demi kepentingan orang banyak Peruntukan harta benda wakaf atas harta yang tersedia Jangka waktu wakaf. Rukun dan syarat di atas harus dipenuhi orang yang bermaksud mewakafkan hartanya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari perselisihan yang biasanya terjadi di kemudian hari, terlebih lagi jika ahli waris belum mengetahui terkait harta yang diwakafkan orang tuanya. Baca Juga Regulasi Wakaf Selain harus sah dilakukan dari tuntunan agama, orang yang bermaksud mewakafkan hartanya sebaiknya mengurus sertifikat wakaf sebagaimana diatur undang-undang negara. Orang yang mewakafkan hartanya atau pihak nazhir yang dibebani tanggung jawab harus melaporkan untuk mengurus harta wakaf, terutama jika yang diwakafkan itu adalah tanah, kepada pihak Kementerian Agraria dan Tata Ruang ATR atau Kepala Badan Pertanahan Nasional BPN untuk diakui negara sebagai tanah wakaf. Hal ini disebabkan harta yang diwakafkan, khususnya tanah wakaf seringkali menimbulkan sengketa karena selisih paham ahli waris atas tanah orang tuanya. Editor Humas Badan Wakaf IndonesiaPengertianWakaf. Pengertian Wakaf, secara etimologi, wakaf berasal dari perkataan Arab "Waqf" yang berarti "al-Habs", kata yang berbentuk masdar (infinitive noun) yang pada dasarnya meliki arti dan berarti menahan, berhenti, atau diam. Apabila kata Wakaf atau Waqf tersebut dihubungkan dengan harta seperti tanah, binatang dan yang lain
- Rukun dan syarat wakaf mesti dipenuhi oleh al-waqif saat berwakaf agar sedekah jariyah ini sah yang mewakafkan hartanya disebut sebagai al-waqif atau wakif. Wakaf sendiri adalah sedekah harta untuk kepentingan masyarakat Islam, ibadah wakaf dikategorikan sebagai salah satu amal jariyah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Apa saja syarat-syarat berwakaf, termasuk syarat menjadi waqif sampai dengan syarat harta yang dilansir Rumah Wakaf, terdapat lima syarat dan rukun wakaf yang harus dipenuhi agar sedekah jariyah ini sah diamalkan sebagai berikut Wakif atau orang yang mewakafkan harta Mauquf bih atau tersedia barang atau harta yang akan diwakafkan Mauquf Alaih atau pihak yang diberi wakaf dan peruntukan wakaf atas harta yang tersedia Shighat atau pernyataan sebagai ikrar wakif untuk kehendak mewakafkan sebagian harta bendanya demi kepentingan orang banyak Nazhir atau orang yang akan bertanggung jawab mengelola harta wakaf tersebut. Sementara itu, sebagaimana dikutip dari laman Badan Wakaf Indonesia Malang, berikut adalah rukun & syarat-syarat WakafRukun Wakaf Rukun Wakaf Ada empat rukun yang mesti dipenuhi dalam berwakaf. 1. Orang yang berwakaf al-waqif.2. Benda yang diwakafkan al-mauquf. 3. Orang yang menerima manfaat wakaf al-mauquf alaihi. 4. Lafadz atau ikrar wakaf sighah. Syarat-Syarat Wakaf 1. Syarat-syarat orang yang berwakaf al-waqif ada empat yaitu, pertama orang yang berwakaf ini mestilah memiliki secara penuh harta itu, artinya dia merdeka untuk mewakafkan harta itu kepada sesiapa yang ia kehendaki. Kedua dia mestilah orang yang berakal, tak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang mabuk. Ketiga dia mestilah baligh. Dan keempat dia mestilah orang yang mampu bertindak secara hukum rasyid. Implikasinya orang bodoh, orang yang sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan hartanya. 2. Syarat-syarat harta yang diwakafkan al-mauqufHarta yang diwakafkan itu tidak sah dipindahmilikkan, kecuali apabila ia memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh- barang yang diwakafkan itu mestilah barang yang berharga - harta yang diwakafkan itu mestilah diketahui kadarnya. Jadi apabila harta itu tidak diketahui jumlahnya majhul, maka pengalihan milik pada ketika itu tidak sah. - harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf wakif.- harta itu mestilah berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain mufarrazan atau disebut juga dengan istilah ghaira shai’. 3. Syarat-syarat orang yang menerima manfaat wakaf al-mauquf alaih Dari segi klasifikasinya orang yang menerima wakaf ini ada dua macam, pertama tertentu mu’ayyan dan tidak tertentu ghaira mu’ayyan. Yang dimasudkan dengan tertentu ialah, jelas orang yang menerima wakaf itu, apakah seorang, dua orang atau satu kumpulan yang semuanya tertentu dan tidak boleh diubah. Sedangkan yang tidak tentu maksudnya tempat berwakaf itu tidak ditentukan secara terperinci, umpamanya seseorang sesorang untuk orang fakir, miskin, tempat ibadah, dan lain sebagainya. Persyaratan bagi orang yang menerima wakaf tertentu ini al-mawquf mu’ayyan bahwa ia mestilah orang yang boleh untuk memiliki harta ahlan li al-tamlik, Maka orang muslim, merdeka dan kafir zimmi yang memenuhi syarat ini boleh memiliki harta wakaf. Adapun orang bodoh, hamba sahaya, dan orang gila tidak sah menerima wakaf. Syarat-syarat yang berkaitan dengan ghaira mu’ayyan; pertama ialah bahwa yang akan menerima wakaf itu mestilah dapat menjadikan wakaf itu untuk kebaikan yang dengannya dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dan wakaf ini hanya ditujukan untuk kepentingan Islam saja. 4. Syarat-syarat Shigah Berkaitan dengan isi ucapan sighah perlu ada beberapa syarat. - ucapan itu mestilah mengandungi kata-kata yang menunjukKan kekalnya ta’bid. Tidak sah wakaf kalau ucapan dengan batas waktu tertentu. - ucapan itu dapat direalisasikan segera tanjiz, tanpa disangkutkan atau digantungkan kepada syarat ucapan itu bersifat pasti. - ucapan itu tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan. Apabila semua persyaratan diatas dapat terpenuhi maka penguasaan atas tanah wakaf bagi penerima wakaf adalah sah. Pewakaf tidak dapat lagi menarik balik pemilikan harta itu telah berpindah kepada Allah dan penguasaan harta tersebut adalah orang yang menerima wakaf secara umum ia dianggap pemiliknya tapi bersifat ghaira tammah. - Pendidikan Penulis Yulaika RamadhaniEditor Addi M Idhom